Berikut adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan:
1. Ajarkan Konsep Batasan Diri (Boundaries)
Jelaskan kepada anak bahwa menolong orang lain itu perbuatan baik, tetapi ia juga memiliki hak untuk mengatakan "tidak". Gunakan analogi sederhana yang mudah ia pahami.
Contoh: "Kalau teman minta tolong bawakan tasnya yang sangat berat sampai punggungmu sakit, kamu boleh menolak. Menolak bukan berarti kamu jahat atau egois, tetapi karena kamu perlu menjaga dirimu sendiri."
2. Bedakan Antara Tulus Membantu dan Dimanfaatkan
Bantu anak mengenali perbedaan mendasar antara kedua situasi ini.
Tulus Membantu: Terjadi sesekali, didasari oleh ketulusan, bersifat timbal balik, dan tidak merugikan anak.
Contoh: Menolong teman mengambil buku yang jatuh atau menjelaskan PR yang sulit ia pahami.
Dimanfaatkan: Terjadi terus-menerus untuk hal yang sama, padahal orang tersebut mampu melakukannya sendiri. Situasi ini sering kali membuat anak merasa tidak nyaman atau bahkan dirugikan.
Contoh: Selalu diminta memberikan jawaban PR setiap hari atau membawakan tas teman setiap waktu.
Ajak anak berdiskusi dengan memberikan contoh kasus, lalu tanyakan, "Menurut Kakak, ini termasuk membantu atau dimanfaatkan?"
3. Latih Cara Menolak dengan Sopan
Menolak permintaan bisa terasa sulit, terutama bagi anak yang berhati lembut. Ajarkan ia beberapa kalimat penolakan yang sopan dan jelas.
Contoh kalimat yang bisa digunakan:
"Maaf, aku tidak bisa sekarang karena harus menyelesaikan tugasku."
"Aku tidak bisa membantumu untuk hal itu, tapi aku bisa menemanimu mengerjakannya bersama."
"Aku tidak bisa memberikan jawabannya, tapi bagaimana kalau kita cari jawabannya bersama di buku?"
4. Beri Apresiasi Saat Anak Berani Bersikap Tegas
Ketika anak bercerita bahwa ia berhasil menolak permintaan yang tidak wajar, berikan pujian. Apresiasi dari Anda akan menguatkan keyakinannya bahwa tindakan yang ia ambil sudah benar.
Contoh apresiasi: "Wah, hebat! Bunda bangga kamu sudah berani bilang tidak dan bisa menjaga dirimu sendiri."
5. Lakukan Latihan Bermain Peran (Role-Playing)
Ciptakan skenario di rumah di mana Anda berperan sebagai teman yang meminta bantuan, dan minta anak untuk berlatih menolak sesuai dengan cara yang telah diajarkan. Latihan ini akan membuatnya lebih percaya diri dan siap saat menghadapi situasi nyata di sekolah.
Membekali anak dengan pemahaman ini adalah investasi jangka panjang untuk kesejahteraan sosial dan emosionalnya. Dengan begitu, ia dapat tumbuh menjadi pribadi yang berempati dan gemar menolong, sekaligus bijak dalam melindungi dirinya sendiri.