Informaci - Di era digital, media sosial sudah menjadi bagian dari keseharian kita. Ia bisa menjadi sumber informasi, sarana silaturahmi, bahkan ladang dakwah. Namun, tanpa kendali, media sosial juga dapat menjadi penyebab kelalaian. Tidak jarang seorang muslim menunda shalat, menunda belajar, bahkan menelantarkan kewajiban rumah tangga hanya karena terlalu asyik berselancar di layar ponsel.
Padahal, dalam Islam, waktu adalah amanah besar. Allah ﷻ berfirman:
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, beramal shalih, saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.” (QS. Al-‘Ashr: 1–3)
Ayat ini mengingatkan kita bahwa waktu yang dihabiskan sia-sia bisa menjadi kerugian besar. Karena itu, diperlukan rutinitas anti-lalai dalam menggunakan media sosial agar waktu kita tetap berkah dan bermanfaat.
Berikut beberapa tips praktis yang bisa dijalankan:
1. Mulai dengan Niat yang Lurus
Sebelum membuka media sosial, luruskan niat. Tanyakan: “Apakah saya ingin mengambil manfaat, berdakwah, atau sekadar hiburan?” Dengan niat yang jelas, kita bisa terhindar dari scrolling tanpa arah.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya setiap amal tergantung niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
2. Tentukan Waktu Khusus untuk Media Sosial
Buat jadwal harian, misalnya 20 menit setelah dzuhur atau 15 menit menjelang malam. Hindari membukanya di waktu-waktu utama seperti sebelum shalat, saat belajar, atau ketika bersama keluarga.
3. Gunakan Batasan Teknologi
Manfaatkan fitur screen time atau aplikasi pengatur waktu. Saat alarm berbunyi, segera akhiri aktivitas online. Ini melatih disiplin diri agar tidak larut terlalu lama.
4. Prioritaskan Kewajiban dan Ibadah
Shalat lima waktu, membaca Al-Qur’an, dan kewajiban rumah tangga harus tetap nomor satu. Media sosial hanyalah pelengkap, bukan penghalang. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Amalan yang paling dicintai Allah adalah amalan yang dilakukan terus menerus walaupun sedikit.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Artinya, konsistensi ibadah jauh lebih penting daripada konsistensi scrolling di dunia maya.
5. Seleksi Konten dan Akun yang Diikuti
Hanya ikuti akun yang memberi ilmu, motivasi, atau kebaikan. Hindari akun yang menebar fitnah, membuka aurat, atau memicu kelalaian. Sebab apa yang kita lihat akan memengaruhi hati.
6. Terapkan Digital Detox
Sediakan satu hari dalam sepekan tanpa media sosial. Gunakan waktu itu untuk silaturahmi nyata, memperbanyak ibadah, atau mengembangkan keterampilan baru. Ini akan membuat pikiran lebih segar dan hati lebih tenang.
7. Ingat Hisab Waktu di Akhirat
Setiap detik yang kita habiskan akan dipertanggungjawabkan. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tidak akan bergeser kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai ia ditanya tentang empat perkara: umurnya untuk apa dihabiskan, ilmunya untuk apa digunakan, hartanya dari mana diperoleh dan ke mana dibelanjakan, serta tubuhnya untuk apa digunakan.” (HR. Tirmidzi)
Jika mengingat hal ini, kita akan lebih berhati-hati dalam mengelola waktu, termasuk dalam bermedia sosial.
Penutup
Media sosial bisa menjadi sarana kebaikan, tetapi juga jebakan kelalaian. Dengan rutinitas anti-lalai, kita bisa memanfaatkannya secara bijak, menebar kebaikan, tanpa mengorbankan kewajiban dan ibadah.
Ingatlah, waktu adalah nikmat yang sangat berharga—jangan biarkan ia hilang hanya untuk scrolling tanpa arah.
