🌍 Idola Bukan Masalah, Asal Bijak Menyikapinya
Mengidolakan seseorang bukanlah hal yang salah. Kekaguman adalah bagian dari proses belajar dan tumbuh. Tapi tugas kita sebagai orang tua adalah mendampingi dan mengarahkan agar kekaguman itu tidak buta. Kita bisa menggiring pemahaman anak bahwa yang patut diteladani bukan hanya sosoknya, tapi nilai-nilai positif yang ia bawa.
⚽ Contohnya, Cristiano Ronaldo dikenal karena:
- Disiplin tinggi dalam latihan
- Pantang menyerah saat menghadapi kegagalan
- Konsisten dalam menjaga performa
- Dedikasi terhadap karier dan keluarga
💡 Inilah sisi yang bisa kita soroti dan tanamkan pada anak. Katakan bahwa menjadi Muslim bukan berarti menutup mata terhadap kebaikan orang lain. Justru Islam mengajarkan kita untuk mengambil hikmah dari mana pun datangnya.
📚 Dan di saat yang sama, kita bisa memperkenalkan tokoh-tokoh Muslim yang juga luar biasa: Ibnu Sina dalam ilmu, Salahuddin Al-Ayyubi dalam kepemimpinan, atau Muhammad Ali dalam sportivitas dan keberanian. Dengan begitu, anak-anak belajar menyeimbangkan kekaguman mereka—tidak hanya pada figur dunia, tapi juga pada teladan iman.
🧭 Kuncinya adalah pendampingan, bukan pelarangan. Arahkan, bukan marahi. Bimbing, bukan batasi. Karena dalam setiap idola, selalu ada pelajaran. Tugas kita adalah membantu anak menemukan pelajaran itu dan menemukan idola yang tepat. Berikan dia perpspektif dan pandangan-pandangan agar ia bisa ikur berpikir atas pilihan-pilihan yang ia buat.
Batasan dalam Mengidolakan
Meskipun mengidolakan seseorang bisa membawa dampak positif, penting bagi kita untuk memahami batasan dalam hal ini. Mengambil hanya sisi positif dari idola kita adalah langkah yang bijak, tetapi kita juga harus memastikan bahwa nilai-nilai yang kita ambil sesuai dengan norma agama dan etika yang kita anut.
💭 Pilih yang Sesuai dengan Ajaran Agama
Sebelum mengagumi seseorang, ajak anak untuk mempertimbangkan tindakan dan perilaku idola tersebut dalam konteks ajaran Islam. Misalnya, jika idola kita dikenal karena kerja keras dan disiplin, kita perlu menekankan bahwa sikap tersebut harus diimbangi dengan kejujuran, integritas, dan rasa tanggung jawab.
✋ Hindari Pengidolaan yang Membabi Buta
Ingatkan anak bahwa mengidolakan seseorang tidak berarti mengabaikan kesalahan atau perilaku negatif yang mungkin dimiliki oleh idola tersebut. Kita harus mampu membedakan antara admires dan meniru. Misalnya, jika seorang atlet terkenal memiliki gaya hidup yang tidak sejalan dengan nilai-nilai Islam, kita perlu membantu anak untuk melihat bahwa tidak semua hal yang dilakukan oleh idola tersebut harus ditiru.
📖 Ambil Hikmah, Buang yang Tidak Perlu
Dorong anak untuk mengambil hikmah dari perjalanan hidup idola. Apa pelajaran yang bisa dipetik dari kegagalan dan keberhasilan mereka? Namun, jika perilaku atau tindakan tertentu bertentangan dengan keyakinan kita, penting untuk menekankan bahwa nilai-nilai Islam tetap harus menjadi pedoman utama.
Dengan pendekatan ini, kita tidak hanya membantu anak-anak mengagumi sosok yang mereka lihat, tetapi juga membimbing mereka untuk mengidentifikasi dan mengambil nilai-nilai yang sesuai dengan ajaran Islam. Pendampingan yang baik akan membantu mereka tumbuh menjadi individu yang bijaksana dan memiliki pandangan yang luas.