Parenting Anak - Saya masih ingat betul, dulu waktu kecil main petak umpet di halaman masjid, kadang bisa sampai maghrib. Lupa waktu, lupa makan, yang penting ketawa bareng teman. Tapi di balik tawa itu, ada satu hal yang sering luput dari perhatian kita sebagai orang tua atau guru ngaji: adab anak saat bermain.
Main itu fitrah. Anak-anak butuh bergerak, tertawa, dan berinteraksi. Tapi main juga bisa jadi ladang pahala—kalau dilakukan dengan adab. Dan sebaliknya, bisa jadi sumber masalah kalau anak tidak dibimbing.
1️⃣ Menghormati Teman
Adab pertama yang paling penting: hormati temanmu. Jangan ejek, jangan pukul, jangan ambil mainan orang tanpa izin. Anak-anak perlu diajarkan bahwa teman itu bukan lawan tanding, tapi kawan belajar.
📖 “Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat penjual minyak wangi dan pandai besi…”
(HR. Bukhari no. 5534 dan Muslim no. 2628)
Hadis ini mengajarkan bahwa teman yang baik akan membawa kebaikan, dan kita harus memperlakukan mereka dengan hormat agar hubungan itu tetap sehat.
2️⃣ Tidak Berlebihan
Main itu boleh, tapi jangan sampai lupa waktu. Jangan sampai masuk waktu shalat masih asyik kejar-kejaran. Saya sering bilang ke anak-anak ngaji: “Main itu boleh, asal tahu batas.” Batas waktu, batas tempat, dan batas suara.
📖 “Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.”
(QS. An-Nisa: 103)
Ayat ini mengingatkan bahwa waktu shalat adalah prioritas, dan anak-anak perlu dibiasakan untuk menghormatinya meski sedang bermain.
3️⃣ Minta Maaf Kalau Salah
Namanya anak-anak, kadang nggak sengaja dorong, kadang rebutan mainan. Tapi yang penting adalah berani minta maaf. Ini adab yang harus dibiasakan sejak kecil.
📖 “Orang yang paling baik di antara kalian adalah yang paling baik akhlaknya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Meminta maaf adalah bagian dari akhlak mulia, dan anak-anak yang terbiasa melakukannya akan tumbuh jadi pribadi yang lembut dan bertanggung jawab.
4️⃣ Tidak Mengganggu Orang Lain
Main di masjid atau di rumah tetangga harus tahu diri. Jangan teriak-teriak di dekat orang yang sedang shalat atau belajar. Anak-anak perlu tahu bahwa bermain itu bukan berarti bebas ganggu siapa saja.
📖 “Dan janganlah kamu mencampakkan dirimu ke dalam kebinasaan.”
(QS. Al-Baqarah: 195)
Gangguan yang dilakukan tanpa sadar bisa merugikan orang lain, dan Islam mengajarkan untuk menjaga kenyamanan sesama.
5️⃣ Bersyukur dan Tidak Serakah
Kalau mainan cuma satu, ya gantian. Kalau teman punya mainan bagus, ya jangan iri. Saya sering bilang ke anak-anak: “Kalau kamu bisa senang lihat teman senang, itu tandanya hatimu besar.”
📖 “Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kamu lebih banyak dari sebagian yang lain.”
(QS. An-Nisa: 32)
📖 “Tidak sempurna iman seseorang hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Dua dalil ini mengajarkan bahwa rasa syukur dan cinta terhadap sesama adalah bagian dari iman yang sempurna.
✨ Penutup
Adab saat bermain bukan cuma soal sopan santun, tapi juga soal membentuk karakter. Anak yang tahu adab saat bermain, insyaAllah akan tumbuh jadi pribadi yang tahu batas, tahu menghargai, dan tahu kapan harus mengalah.
Saya percaya, masjid dan rumah adalah dua tempat terbaik untuk menanamkan adab ini. Lewat permainan, anak belajar hidup. Lewat adab, anak belajar jadi manusia.
Kalau kamu punya anak, adik, atau murid yang suka main, jangan larang mereka. Tapi temani mereka. Bimbing mereka. Karena dari permainan kecil itu, bisa tumbuh akhlak besar.